Generasi Formalin

Belum lama ini negeri Garuda Pancasila ini dikejutkan dengan banyaknya penggunaan formalin sebagai pengawet makanan yang banyak ditemukan pada mie untuk bakso dan mie ayam. Para konsumen agak terpengaruh juga dengan kasus ini. Namun Pemerintah bertindak sigap dengan memeriksa produk-produk tersebut yang diambil langsung dari pasaran, itu menurut pemberitaan di surat

kabar. Namun apakah formalin hanya dipakai pada produk mie saja? Ternyata tidak, banyak lagi produk makanan yang ternyata diawetkan dengan cairan ini, misalnya saja ikan laut dan buah-buahan yang banyak dijual di pasar. Dengan dalih ekonomi para produsen dengan santainya memakai formalin untuk produk mereka, mereka juga sangat mudah untuk mendapatkan bahan tersebut.

Ternyata masalah formalin tidak berhenti sampai disitu. Sebagai negara dengan pangsa pasar terbesar di asia ini, banyak produk-produk mengalir ke Indonesia. Dengan harga yang sangat murah, produk import tersebut sangat cepat laku mungkin melebihi kacang goreng. Sekarang ini Pemerintah disibukan dengan produk makanan dari China yang ternyata banyak yang mengandung formalin. Sebagian besar produk itu berupa permen yang sangat mudah sekali laku di pasar Indonesia dan pasta gigi. Daftar produk tersebut antara lain:

  1. White Rabbit Creamy Candy
  2. Kiamboy
  3. Classic Candy
  4. White Rabbit (ada 2 jenis)
  5. Blackcurrant
  6. Manisan Plum.

Mungkin Anda dan saya juga pernah mengkonsumsi makanan-makanan tercemar tersebut, dan mungkin masih banyak produk-produk tanpa sensor pemerintah (depkes) yang beredar di pasaran.

Lambat laun generasi penerus negeri ini akan menjadi generasi berformalin yang akibatnya negeri ini menjadi awet atau tahan lama disatu tahap ketertinggalan sementara negara lain berkembang pesat.

Dengan banyaknya peredaran produk makanan berformalin, sebenarnya siapakah yang bertanggung jawab?

0 comments: